16 Oktober 2008

Cina: Kapitalis atau Sosialis?

Salam,

Saya kira, faktor pemimpin Deng Xiao Ping lah yang telah membuat sejarah China dalam bidang ekonomi menjadi berbeda. Mau dibilang negara kapitalis, bisa saja, karena Deng lah yang telah membuat China menjadi cukup terbuka terhadap dunia luar. Bayangkan, pada saat partai komunis dipimpin Deng, baru sekali itulah, dimasa Deng pemimpin China berkunjung dan membuat serangkaian MOU dengan Amerika Serikat, bahkan dibawah Deng juga, China memndatangani kesepakatan untuk tidak mengagganggu kapitalisme Hongkong yang telah dikembalikan Inggris ke China setelah 99 tahun dikuasai.

Deng mengenalkan program Gaige Kaifang (Reformasi dan Keterbukaan). Deng mengenalkan empat pembaharuan, Pertanian, Industri, Iptek dan militer. Inilah yang kemudian disebut Socialist Market Economy, sebuah terma yang dimaksud sebagai bentuk modifikasi dari Ideologi Sosialisme yang memiliki karakteristik ala China, yaitu bahwa sosialisme bukan berarti berbagi kemiskinan, sosialisme yang bisa juga berarti "untuk kepentingan ekonomi atau kebijakannya, ideologi untuk sementara bisa dikesampingkan berdasarkan asas pragmatisme dan efektivitas.

Lebih jauh Deng mengatakan:

Planning and market forces are not the essential difference between socialism and capitalism. A planned economy is not the definition of socialism, because there is planning under capitalism; the market economy happens under socialism, too. Planning and market forces are both ways of controlling economic activity.

We mustn't fear to adopt the advanced management methods applied in capitalist countries (..) The very essence of socialism is the liberation and development of the productive systems (...) Socialism and market economy are not incompatible. ...We should be concerned about right- wing deviations, but most of all, we must be concerned about left-wing deviations

Jadi mau dibilang sosialis atau kapitalis, bagi Deng semua nggak ada masalah karena planning dan market merupakan asas dari pada aktivitas ekonomi baik di kapitalis maupun sosialis. Mengesampingkan ideologi untuk sebuah kepentingan market bukan soal yang besar bagi Deng, karena untuk membuat sempurnanya sebuah ideologi diperlukan juga basis ekonomi yang kuat. Toh sekarang kalau mau mengikuti fikiran awam, baik mereka yang ekstrim kiri dengan idologi sosialis/komunisme murni maupun ekstrim kanan dengan ideologi liberal/ kapitalisme murni.. pada akhirnya gagal mempertahankan the so call "kehebatan" mereka. Paling enak kalau mau ya mengadopsi sosialisme dan kapitalisme separoh2, sehingga nilai sosialisme bisa ditekankan pada seseorang yang berencana menjadi seorang yang greedy, tamak ( biasanya kelompok kapitalis, nature nya memang demikian, mau merambah semuanya).

Karena semua analis ekonom dunia, mulai dari Singapore, Eropa, World bank, Australia dan Amerika sekarang ini sudah menyatakan bahwa by the end of this year, dunia akan mengalami resesi ekonomi yang cukup panjang, minimum setahun, maka saran saya..ya half-half, kita tetap simpan sebagian uang di manapun, dan sekaligus membeli saham, nggak usah banyak2, supaya pada saat terjepit...kita masih berusaha..atau paling gampang sekarang, menurut kawan saya yang kuliah di fakultas ekonomi bilang begini...satu2nya usaha yang tidak akan mengalami resesi adalah buka warung makan, resto siap saji atau apaun yang berurusan dengan makanan...sebab dimanapun, semua orang pasti membutuhkan makanan. Hanya saja, kalau pingin laris, buat makanan yang rasanya enak, harganya bersaing, dan nggak usah banyak2 menunya, di jamin uangnya pasti aman. Kalau nggak pingin rugi2 banget, bikin dengan modal kecil, di pojok jalan dekat sekolahan, atau CBD (pusat bisnis),

Atau saran saya yang lain... sebagai orang muslim dan dari kalangan nahdiyin, buka saja pesantren kecil2 an, santrinya nggak usah banyak. Toh, dulu KH Hasyim Asy'ari pada mulanya hanya memiliki santri sejumlah nggak sampai 20 orang...tetapi karena derajat keilmuannya yang mumpuni, dan doa amalan yang luar biasa, beliau tidak pernah kekurangan dalam hal materi...intinya nggak usah melihat ke atas....tetapi senantiasa menunduk dan berpasrah diri kepada Allah, karena Allah Maha Kaya....saya belum pernah melihat kyai di Indonesia yang kekurangan dalam hal materi (dalam kapasitas yang berbeda2 tentunya)... kecuali mereka sebagian yang cukup greedy dan senantiasa melihat ke atas...mereka akan selalu mengatakan bahwa mereka sangat kekurangan....yang begini yang seharusnya diberi pencerahan......

(Dari berbagai sumber)

Wassalam

Safira Machrusah [Rosa]
Calon Anggota Legislatif DPR-RI
Daerah Pemilihan Jawa Tengah II (Demak, Kudus dan Jepara)
http://safiramachrusah.blogspot.com
PILIHLAH WAKIL YANG MEMPERJUANGKAN KEPENTINGAN ANDA

Tidak ada komentar: