02 Desember 2008

Mas Taufiq, Suamiku

H.M. Taufiq Prabowo, Lc. DEA

Suamiku Muhammad Taufiq Prabowo adalah putra dari Drs. H. Soekiman Razaq dan Hj. Soesilowati. Semasa masih muda ia pernah belajar di Pondok Pesantren Modern Gontor. Kemudian pindah ke Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak yang kebetulan dipimpin oleh pamandanya sendiri, almarhum K.H. Muslih Abdurrahman, seorang ulama terkenal (lihat misalnya biografi beliau yang disusun oleh seorang Indonesianis dari Belanda Martin van Bruinessen). Ayah suamiku memang kakak kandung dari Nyai Sa'adah Muslih. Seperti mungkin anda tahu Pondok Pesantren Futuhiyyah yang pernah dipimpin almarhum K.H. Muslih telah menghasilkan banyak alumni yang bermanfaat dalam masyarakat. Salah seorang di antaranya adalah Ust. Habiburrahman El Shirazy, penulis novel laris (yang sudah tayang di layar lebar) Ayat-Ayat Cinta.

Setelah menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Mas Taufiq, demikian saya selalu memanggilnya, melanjutkan pendidikannya di Saudi Arabia. Dia menyelesaikan tingkatan SMA dari Madrasah Darul Ulum Makkah yang dipimpin oleh ulama terkenal almarhum Syeikh Yasin Padang. Selama di Kota Suci Makkah dia juga kadang ikut pengajian Sayyid Muhammad Alawi, Kyai Abdul Karim, dll di Masjidil Haram. Dari Makkah melanjutkan di Universitas Islam di Madinah sampai sarjana (S1) dengan gelar Lc. (Licence).

Lulus dari Fakultas Sastra Arab Universitas Islam Madinah, dia bertualang ke Eropa. Dia meneruskan studinya di Paris, Perancis. Di Paris Mas Taufiq kuliah di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS) salah satu pecahan dari Universitas Sorbonne Paris. Tahun 1996 dia kembali ke Indonesia setelah memperoleh DEA.

Keinginan untuk membantu membangun masyarakat pesantren yang notabene masih terpinggirkan membuat Mas Taufiq mengabdi di lingkungan pesantren yang dulu mendidiknya, yakni Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak. Dia sempat menjadi Kepala Sekolah di pesantren ini di samping mengajar sebagai dosen luar biasa di IAIN Walisongo Semarang.

Lalu untuk menuruti anjuran ibunya, sebagai anak yang ingin taat pada orangtua, ia mendaftar CPNS karena ada lowongan dosen di Universitas Negeri Malang (UM). Ternyata dia diterima di sana menjadi dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra. Untuk itu dia harus meninggalkan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen dan pindah ke Malang. Namun pengabdiannya untuk pesantren Mranggen tetap dia lanjutkan. Sebulan sekali dia ke sana untuk melanjutkan program-program yang dia rintis saat masih di sana.

Tahun 2002 dia berangkat ke Australia untuk melanjutkan studinya (S3). Kebetulan saya juga mendapatkan beasiswa, sehingga kami berdua sama-sama tinggal dan belajar di negeri kanguru itu. Kami berdua kuliah di The Australian National University, Canberra.

2 komentar:

acha khadir mengatakan...

salam Mbak Rosa

masih ingat aku, acha yg di oz bareng luluk, lani n feby ?
maaf wkt kmrn aku mau jd responden ttg islam. dah selseai ya, mbak studinya ? maaf, email mbak ilang jd ga ngemail lagi. aku dukung mbak jd caleg, syangnya aku di dapil bekasi.. sukses yaa,...

acha khadir mengatakan...

salam juga ut mas taufiq.. dia baik banget udah ngenterin kita selama di oz...