Metrotvnews.com, Surabaya: Pengamat Nahdlatul Ulama dari Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Prof. Dr. K.H. Ali Maschan Moesa MSi menilai, islah (rekonsiliasi/rujuk) Partai Kebangkitan Bangsa akan sulit diwujudkan bila menggunakan pendekatan formal. "Islah PKB itu akan sulit terwujud bila kelompok Muhaimin berangkat dari Muktamar Ancol dan kelompok Yenny Wahid berangkat dari Muktamar Semarang," katanya di Surabaya, Sabtu (23/1).
Anggota FKB DPR yang juga mantan Ketua PWNU Jatim itu mengemukakan hal itu, menanggapi peluang islah di tubuh PKB sepeninggal Ketua Dewan Syuro DPP PKB K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut dia, pendekatan formal akan justru menutup peluang untuk islah, karena kelompok Muktamar Ancol akan merasa paling sah karena diakui Menkum HAM dan terlibat dalam Pemilu 2009.
Sebaliknya, menurut dosen Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, kelompok Muktamar Semarang juga merasa Gus Dur merupakan Ketua Dewan Syuro yang diakui pemerintah bersama Muhaimin sebagai Ketua Umum. "Kalau titik berangkatnya saja berbeda antara Muktamar Ancol dan Muktamar Semarang, maka mana mungkin bisa bertemu," kata doktor alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Penulis disertasi tentang kiai dan nasionalisme itu menyarankan, islah PKB akan terwujud bila ihtiar yang dilakukan terlepas dari pendekatan formal. "Saya kira Muhaimin dan Yenny harus bertemu untuk satu kebersamaan, yakni membesarkan PKB pada pemilu mendatang, sedangkan soal lain-lain menyangkut kekuasaan bisa dinegosiasikan," paparnya.
Oleh karena itu, Ali Machan mengatakan pertemuan untuk menggalang islah harus dilepaskan dari kepentingan Muktamar Ancol dan Semarang, sehingga lokasi pertemuan hendaknya dilakukan di tempat yang tidak formal. "Pertemuan bisa saja dilakukan di pesantren mana atau di lokasi pembentukan PKB, sehingga tidak ada pendekatan yang formal dengan harus di kantor PKB dari kelompok muktamar A atau B," ia menegaskan.
Selain itu ia menambahkan materi pertemuan jangan langsung membahas posisi dalam kepengurusan. Namun, tujuan untuk islah itu akan dibawa ke mana, apakah untuk PKB atau untuk pengurus. "Bagaimana pun, pembahasan nantinya juga menyangkut posisi Muhaimin dan Yenny beserta kelompoknya. Tapi jangan berangkat dari situ dulu, namun semuanya untuk PKB ke depan," tuturnya.(Ant/BEY)
Sumber: metrotvnews.com
Anggota FKB DPR yang juga mantan Ketua PWNU Jatim itu mengemukakan hal itu, menanggapi peluang islah di tubuh PKB sepeninggal Ketua Dewan Syuro DPP PKB K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut dia, pendekatan formal akan justru menutup peluang untuk islah, karena kelompok Muktamar Ancol akan merasa paling sah karena diakui Menkum HAM dan terlibat dalam Pemilu 2009.
Sebaliknya, menurut dosen Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, kelompok Muktamar Semarang juga merasa Gus Dur merupakan Ketua Dewan Syuro yang diakui pemerintah bersama Muhaimin sebagai Ketua Umum. "Kalau titik berangkatnya saja berbeda antara Muktamar Ancol dan Muktamar Semarang, maka mana mungkin bisa bertemu," kata doktor alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Penulis disertasi tentang kiai dan nasionalisme itu menyarankan, islah PKB akan terwujud bila ihtiar yang dilakukan terlepas dari pendekatan formal. "Saya kira Muhaimin dan Yenny harus bertemu untuk satu kebersamaan, yakni membesarkan PKB pada pemilu mendatang, sedangkan soal lain-lain menyangkut kekuasaan bisa dinegosiasikan," paparnya.
Oleh karena itu, Ali Machan mengatakan pertemuan untuk menggalang islah harus dilepaskan dari kepentingan Muktamar Ancol dan Semarang, sehingga lokasi pertemuan hendaknya dilakukan di tempat yang tidak formal. "Pertemuan bisa saja dilakukan di pesantren mana atau di lokasi pembentukan PKB, sehingga tidak ada pendekatan yang formal dengan harus di kantor PKB dari kelompok muktamar A atau B," ia menegaskan.
Selain itu ia menambahkan materi pertemuan jangan langsung membahas posisi dalam kepengurusan. Namun, tujuan untuk islah itu akan dibawa ke mana, apakah untuk PKB atau untuk pengurus. "Bagaimana pun, pembahasan nantinya juga menyangkut posisi Muhaimin dan Yenny beserta kelompoknya. Tapi jangan berangkat dari situ dulu, namun semuanya untuk PKB ke depan," tuturnya.(Ant/BEY)
Sumber: metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar